Skip to main content

REVIEW JOURNAL KOGNITIF



REVIEW JOURNAL KOGNITIF
PENGARUH WARNA CANGKIR  TERHADAP PERSEPSI CITA RASA TEH
(DINA VERONITA 933408716 II/D)

1.      Latar Belakang Permasalah
                               a.            Masalah penelitian
Bagaimana pengaruh warna cangkir mempengaruhi persepsi citra rasa teh?
                              b.            Teori yang mendasari penelitian
Setiap rangsangan datangnya dari luar (eksternal) diterima oleh salah satu atau semua alat indera tersebut. Penerimaan rangsangan oleh sistem inderawi disebut sensasi (Wade & Tavris, 2007). Informasi tersebut dilanjutkan ke otak. Di dalam otak inilah, rangsangan tersebut memberikan makna pada pengalaman sensorik secara sederhana. Pemaknaan pada pengalaman sensori tersebut dinamakan dengan persepsi (Solso, dkk. 2008).
Shankar, dkk (2009) menyatakan ketika warna dibuat tidak sesuai dengan objek, maka individu akan cenderung memiliki persepsi cita rasa yang salah. Salah satu bentuk eksperimennya adalah ketika indvidu diberikan sebuah minuman buah cerry – identik dengan warna merah, justru diberikan warna hijau. Sebanyak 37% justru menilai buah cerry tersebut sebagai buah lemon.
                               c.            Penelitian terdahulu
Penelitian tentang warna terhadap persepsi cita rasa ini juga telah dilakukan oleh Shankar dkk (2009). Penelitian tersebut menyatakan warna dapat memberikan pengaruh terhadap persepsi cita rasa individu terhadap produk. Tetapi disisi lain, persepsi dapat berbeda antara satu individu dengan lainnya. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor dari persepsi yang bersifat subyektif. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor belajar, motivasi, dan pemerhati reseptor atau si pemersepsi (Bow, 2009). Pada penelitian yang dilakukan oleh Raisanen & Luomala (2010) menyatakan warna kemasan dapat meningkatkan harapan konsumen terhadap produk. Warna memiliki fungsi penting dalam hal komunikasi produk ke konsumen, terutama terhadap peningkatan perhatian konsumen terhadap produk. Dalam proses pengemasan suatu produk warna memiliki kaitan terhadap emosi.
                              d.            Tujuan penelitian
mengetahui pengaruh warna cangkir terhadap persepsi cita rasa teh.

2.      Metode Penelitian
                               a.            Variable Penelitian
Variable dalam penelitian ini adalah Variable Bebas.
                              b.            Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah laki-laki dan perempuan usia antara 17-25 tahun.
                               c.            Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Kuantitatif.
                              d.            Definisi operasional variable
Pemilihan usia subjek 17-25th karena penggunaan media cangkir dalam penelitian ini. Media cangkir lebih dekat terhadap konsumen usia muda. Jumlah partisipan sebanyak 180 partisipan.
Penentuan jumlah sampel tersebut sesuai dengan pendapat Myers & Hansen (2002) yakni sampel penelitian per group eksperimen yang menggunakan desain complete counterbalancing menggunakan sejumlah subyek kelipatan enam pada masing-masing urutan. Subyek yang diikutsertakan tersebut bersedia untuk mau minum teh saat penelitian berlangsung.
                               e.            Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data penelitian menggunakan Skala Rasa. Bentuk skala berupa aitem ganda dengan diferensiasi semantik. Teknik diferensiasi semantik dirancang untuk mengungkap afek atau perasaan yang berkaitan dengan suatu objek sikap.
                               f.            Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan Observasi.
                              g.            Analisis data
Metode yang digunakan dalam analisis adalah analisis varian. Metode analisis varian merupakan pengujian perbedaan mean dari dua atau lebih kelompok subyek maupun kelompok perlakuan.
3.      Hasil dan Pembahasan
                                a.            Hasil penelitian
Metode yang digunakan dalam analisis adalah analisis varian. Metode analisis varian merupakan pengujian perbedaan mean dari dua atau lebih kelompok subyek maupun kelompok perlakuan
                                b.            Pembahasan hasil penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen complete counterbalancing. Situasi penelitian complete counterbalancing adalah suatu desain yang mampu meningkatkan kontrol terhadap pengaruh penyajian secara urutan (Myers & Hansen, 2002). Berdasarkan hasil analisis anova didapat F=4,478 taraf signifikansi sebesar p=0,035 (p<0,05), hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh warna kemasan yang signifikan terhadap persepsi cita rasa. Penelitian warna kemasan ini juga telah dilakukan oleh Singh, dkk., (2012) yang menganggap kemasan haruslah sesuai dengan produk yang dikemasnya. Dalam penelitian ini, penggunaan dua cangkir berwarna hijau dan kuning untuk menunjukkan pengaruh warna terhadap persepsi cita rasa. Warna hijau dianggap mampu mewakili teh karena semakin banyaknya produk teh yang menempatkan gambar daun teh segar, yang berwarna hijau, dibandingkan dengan penempatan gambar daun teh yang telah menguning. Waktu pengambilan data harus menjadi pertimbangan dalam penelitian selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk mengontrol pengaruh tingkat kesiapan subyek penelitian. Memastikan setiap subyek untuk bisa mengikuti rangkaian perlakuan penelitian dan tidak dalam keadaan kekenyangan karena selesai minum atau makan-makanan tertentu. Selain penentuan waktu untuk mengambil data, faktor bahan dasar cangkir juga perlu diperhatikan. Peneliti menggunakan cangkir dengan bahan dasar enamel. Enamel umumnya juga digunakan sebagai bahan pembuat rantang susun. Untuk jaman yang terus berputar dalam inovasi, enamel sudah kalah menarik dari jenis plastik, seperti pada produk tupperware. Pengaruh budaya juga perlu dikaji dalam penelitian ini. Cita rasa pada setiap budaya juga mempengaruhi cara individu dari budaya tersebut dalam mempersepsi cita rasa. Cita rasa masyarakat dari Kota Padang yang cenderung menyukai rasa pedas pada masakan, tentu akan berbeda dengan cita rasa masyarakat Yogyakarta yang cenderung lebih menyukai rasa manis. Dalam penelitian ini, subyek-subyek penelitian belum digolong- golongkan kedalam masing-masing budaya. Pada penelitian selanjutnya diharapkan terdapat informasi mengenai suku atau daerah dari masing-masing subyek penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan skor setiap persepsi cita rasa yang didapat merupakan representasi individu masing-masing budaya. Saran untuk peneliti selanjutnya adalah perlu diuji masing-masing individu apakah termasuk golongan supertaster, taster, atau nontaster. Ketiga golongan ini tentu memiliki persepsi masing-masing dalam mempersepsi cita rasa. Oleh karena itu, perlu diuji tingkat sensitivitas indra pencecap masing-masing peserta. Uji rasa didasarkan pada lima dasar rasa yang telah dikenal, yaitu manis, asin, asam, pahit, dan gurih/umami. Masing-masing peserta diberikan gula untuk uji rasa manis, garam untuk uji rasa asin, uji rasa pahit dengan asam kafein, uji rasa asam dengan asam sitrat, dan gurih bawang untuk uji rasa gurih. Setiap subyek diberikan skala penilaian dengan pilihan: “Sangat Terasa”, “Terasa”, “Normal”, “Tidak Terasa”, dan “Sangat Tidak Terasa”. Setelah itu, peneliti dapat menggolongkan masing-masing subyek penelitian untuk masuk kekelompok yang homogen. 
                                c.            Kesesuaian dengan penelitian terdahulu`
Perbedaan warna dapat memberikan perbedaan perasaan dan emosi terhadap konsumen. Jadi pemilihan warna haruslah sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan produk. Pemberian kemasan yang menarik dapat membantu membedakan antara produk yang berjenis sama.
4.      Kesimpulan
                               a.            Kritik dan saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengaruh penggunaan gelas berwarna hijau lebih signifikan terhadap cita rasa teh dibandingkan dengan penggunaan warna kuning. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan warna yang sesuai dekat dengan teh, yakni warna hijau, semakin meningkatkan cita rasa teh tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kritik dan saran yang dapat diberikan antara lain peneliti berikutnya dapat melaksanakan penelitian dengan lebih terencana, yakni mulai dari pengujicobaan skala, modul lalu dilanjutkan ke pengambilan data penelitian. Pelaksanaan penelitian lebih baik dilaksanakan pada satu tempat. Untuk menjaga extraneous variable yang memungkinkan dapat mempengaruhi hasil akhir penelitian.

Comments

Popular posts from this blog

CONTOH MAKALAH KESADARAN (PSIKOLOGI)

KESADARAN Makalah Ini Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Psikologi Umum Dosen Pengampu : Syarifuddin Faisal Tohar Disusun Oleh : Dina Veronita                    933608716 Kelas E JURUSAN USHULUDDIN PRODI PSIKOLOGI ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI 2 016 KATA PENGANTAR Segala puji bagi   Allah SWT, yang telah memberikan rezeki yang berlimpah berupa harta yang dititipkan kepada manusia sebagai amanah di muka bumi. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW manusia pilihan yang telah menyampaikan wahyu kepada umatnya yang dapat menerangi kehidupan umat Islam hingga akhir zaman. Berkat rahmat dan inayah Allah SWT a khirnya Makalah ini dapat terselesaikan meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah “ Psikologi Umum   ’’ .   Kediri, 26 Oktober 2016   Penyusun DAF

sahabat , tabi'in dan atba' tabi'in

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Hadist   Nabi sampai kepada kita melalui proses periwayatan para periwayat dari generasi sahabat ke generasi tabi’in dan tabi’ tabi’in kemudian dikodifikasikan. Para periwayat awal berkonsentrasi penuh dalam mempelajari autentik atau tidaknya suatu hadist melalui periwayatan ini. Mereka yang diterima periwayatannya berarti memenuhi persyaratan yang telah digariskan.   B.      Rumusan Masalah 1.       Apa pengertian sahabat? 2.       Apa pengertian tabi’in? 3.       Apa pengertian atba’ tabi’in? C.      Tujuan 1.       Mengetahui pengertian sahabat 2.       Mengetahui pengertian tabi’in 3.       Mengetahui pengertian atba’tabi’in BAB II PEMBAHASAN A.     Sahabat Nabi a.        Pengertian sahabat Ulama’ berbeda pendapat dalam mendefinisikan sahabat. Menurut ulama’ hadits sahabat ialah setiap yang melihat rasulullah, walaupun tidak lama persahabatannya, dan tidak meriwayatkan sehadits

contoh makalah aliran behaviorisme (psikologi)

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Masalah Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, perilaku dan, proses mental, dalam Psikologi ada beberapa macam aliran salah satunya ialah aliran behaviourisme dalam aliran ini penelitian difokuskan pada tingkah laku manusia, dengan asumsi bahwa tingkah laku manusia merupakan wujud dari kejiwaan   manusia maupun hewan lainnya. Alasan kita mempelajari tentang Psikologi Behaviorisme adalah agar kita mengetahui mengenai makna dari psikologi dan behavioristik itu sendiri. Kita juga akan  menjadi tahu hal-hal yang mungkin belum kita ketahui dalam Psikolgi Behaviorisme tersebut, karena dengan kita mempelajarinya bertambahlah wawasan kita mengenai ilmu Psikologi Behaviorisme itu.Selain itu kita dapat mengetahui pendapat-pendapat mengenai Psikologi Behaviorisme ini dari para tokoh-tokoh, dan lain-lain. 1.2   Tujuan - Untuk mengetahui makna dari Psikologi Behaviourisme - Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang mengemukakannya -