Skip to main content

contoh makalah aliran behaviorisme (psikologi)



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, perilaku dan, proses mental, dalam Psikologi ada beberapa macam aliran salah satunya ialah aliran behaviourisme dalam aliran ini penelitian difokuskan pada tingkah laku manusia, dengan asumsi bahwa tingkah laku manusia merupakan wujud dari kejiwaan  manusia maupun hewan lainnya.
Alasan kita mempelajari tentang Psikologi Behaviorisme adalah agar kita mengetahui mengenai makna dari psikologi dan behavioristik itu sendiri. Kita juga akan  menjadi tahu hal-hal yang mungkin belum kita ketahui dalam Psikolgi Behaviorisme tersebut, karena dengan kita mempelajarinya bertambahlah wawasan kita mengenai ilmu Psikologi Behaviorisme itu.Selain itu kita dapat mengetahui pendapat-pendapat mengenai Psikologi Behaviorisme ini dari para tokoh-tokoh, dan lain-lain.
1.2  Tujuan
- Untuk mengetahui makna dari Psikologi Behaviourisme
- Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang mengemukakannya
- Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teori behaviorisme.
1.3  Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan teori Behaviourisme?
2. Uraikan sejarah Psikologi Behaviourisme
3. Siapa saja tokoh yang mengemukakannya?
BAB II
ISI(TEORI DAN PEMBAHASAN)

2.1 Pengertian Teori Behaviorisme

Peletak dasar aliran behaviorisme ialah Ivan Petrovich Pavlov  (1849-1936) dan Wiliam Mc Dougall (1871 -1938) Pavlov adalah seorang sarjana ilmu faal yang fanatic dan sangat anti terhadap psikologi yang dianggap kurang ilmiah. Ia mempunyai peran penting dalam psikologi behaviorisme  karena studinya mengenai refleks didasari aliran ini. Ia terkenal dengan eksperimen mengenai refleks bersyarat atau refleks terkondisi yang dilakukan terhadap anjing yang mengeluarkan air liurnya. Menurutnya, segala aktifitas kejiwaan pada hakikatnya merupakan rangkaian refleks [1]
Selain Pavlov, pembangun aliran behaviorisme adalah Mc dougal. Melalui teori tentang insting, ia berpendapat bahwa insting adalah kecenderungan bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu sebagai hasil pembawaan sejak lahir dan tidak dipelajari sebelumnya. Ahmad fauzi menjelaskan bahwa menurut Dougal ,semua tingkah laku manusia dapat dikembalikan pada insting yang mendasarinya, misalnya : emosi takut dasarnya dasarnya adalah insting melarikan diri, emosi heran dasarnya adalah insting ingin tahu, dan emosi kasih saying dasarnya adalah insting orangtua (instinct parental)
Pada akhir abad ke-19, Ivan Petrovic Pavlov memulai eksperimen psikologi yang mencapai puncaknya pada tahun 1940-1950-an. Jika yang dimaksud dengan psikologi adalah ilmu jiwa, “jiwa” bukan materi sehingga tidak dapat diteliti secara langsung. Penelitian difokuskan pada tingkah laku manusia merupakan wujud dari kejiwaan manusia maupun hewan lainnya.
Aliran behaviourisme memandang manusia sebagai mesin (homo mechanicus) yang dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu pelaziman (conditioning). Sikap yang diinginkan dilatih terus menerus sehingga menimbulkan maladaptive behavior atau perilaku menyimpang . jika manusia maupun hewan diatih terus menerus dengan sesuatu yang lazim maupun tidak lazim, keduannya akan berperilaku sama. Pengondisian perilaku tersebut dibentuk melalui berbagai eksperimen, seperti eksperimen Pavlov. Ia melakukan eksperimen terhadap seekor anjing yang sedang lapar. Ketika seorang anjing yang sedang dalam keadaan lapar, Pavlov menyalakan lampu, untuk mengetahui apakah anjing tersebut berliur apa tidak? Ternyata, anjing yang lapar tidak mengeluarkan air liurnya akan tetapi, ketika dihadapan aning itu diletakkan sepotong roti, ia mengeluarkan air liurnya .
Pavlov secara terus menerus menyalakan lampu sebelum menyodorkan sepotong roti di hadapan anjing yang lapar. Selanjutnya , Pavlov menyalakan lampu meskipun ia tidak menyodorkan sepotong roti. Ternyata, anjing tersebut mengeluarkan air liurnya. Hal tersebut karena berdasarkan kebiasaan yang tertanan dalam jiwanya bahwa kalu ada nyala lampu berarti aka nada sepotong roti. Eksperimen itu menunjukkan bahwa air liur anjing menjadi conditioned response dan cahaya lampu menjadi conditioned stimulus.dengan demikian, “kebiasaan” telah membentuk perilaku “bodoh” seekor anjing. Ini yang kemudian dipersepsikan bahwa tingkah laku manusia maupun binatang dapat dibentuk, sehingga aliran ini dicap sebagai aliran yang memosisikan manusia seperti robot yang mudah dibentuk  mengikuti orang yang membentuknya.
Contoh lainya adalah tindakan menakut nakuti anak yang merengek minta jajan, lalu ibunya menakut nakutinya bahwa “itu bukan penjual makanan”, tetapi orang “gila”.cara tersebut dilakukan berulang ulang setiap kali anaknya minta jajan jika melihat penjual jajanan. Akhirnya, anak itu merasa takut kalau melihat pedagang yang lewat, karena ia berpikir bahwa penjual tersebut adalah orang gila. Lalu, bagaimana apabila ayahnya sendiri seorang pedagang asongan , bisa saja ia akan mengatakan bahwa ayahnya orang gila. Eksperimen yang dilakukan penganut behaviourisme sama sekali tidak ada yang keliru, tetapi perlu dianalis lebih mendalam bahwa percobaan yang dilakukan  kepada seekor anjing dan seorang manusia dalam kasus serupa tidak akan berjalan abadi, karena seekor anjing hanya mengandalkan instingnya, tanpa akal dan tidak berusaha mengembangkan kebiasaanya, sedangkan manusia bergerak dinamis dan dengan akalnya, ia dapat merekayasa dan meninggalkan kebiasaan. Kalau insting diartikan sebagai pembawaan dan fitrah, unsur kesamaan manusia dengan binatang, seperti anjing,btidak berbeda, misalnya fitrah untuk mempertahankan hidupnya,fitrah untuk mengambil segala sesuatu yang bermanfaat dan menghindar dari madharat. Fitrah ini sama. Di luar fitrah merupakan kerja akal manusia. Sebab, terbukti tidak ada anjing yang mampu menjadi pelatih. Jadi adanya perubahan kecerdasan anjing karena adanya kecerdasan manusia, tetapi keberadaan kecerdasan manusia bukan oleh adanya kecerdasan anjing.
Pemahaman terhadap segala sesuatu yang diperoleh seorang anak dari orangtua, sekolah, dan lingkungannyatidak dapat berlaku abadi. Sebagai contoh, ketika seorang anak diberi uang oleh pamannya, lalu ia menerimannya dengan tangan kiri, ibunya berkata dalam bahasa sunda, “Ngangge panangan sae atuh, teu kenging panangan kenca, eta mah awon teu sopan”(pakai tangan yang baik dong,tidak boleh pakai tangan jelek, tidak sopan). Yang dimaksud dengan tangan jelek adalah tangan kiri, sedangkan tangan yang baik adalah tangan kanan. Lalu , apakah seorang anak mengerti dengan konsep “tangan kiri yang jelek” atau “tangan kanan yang baik”?
Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh cara membimbing anak seperti itu jika dibiasakan? Apakah anak itu akan terus memiirkan tangan kirinya yang jelek, kemudian, ia akan memotongnya karena malu mempunyai tangan jelek, padahal ia masih sangat membutuhkannya. Bingunglah si anak itu , bagaimana kelanjutan ceritanya?
Hal-hal yang lazim diterapkan dalam membentuk perilaku manusia pada masa lalu kini tidak lagi dianggap lazim. Oleh karena itu, terbentuknya perilaku mengikuti perkembangan zaman dan persepsi manusia sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan inteligensinya. Akan tetapi, hal itu tidak berlaku pada binatang. Sejak dulu sampai sekarang, binatang akan bertambah pengalaman hidupnya sesuai dengan instingnya, dan bentuk perilakunya serupa dengan sesame habitat dan komunitasnya. Jika binatang dilatih terus menerus, yang ia bisa hanya yang diperolehnya dari latihan.
Melalui aliran Behaviourisme, ditemukanlah asas-asas perubahan perilaku yang banyak digunakan dalam bidang pendidikan , terutama psikoterapi dalam metode modifikasi perilaku. Asas-asas dalam teori perilaku terangkum dalam hukum penguatan atau law of inforcement, yakni:
a.  Classical conditioning: suatu rangsangan akan menimbulkan pola reaksi              tertentu apabila rangsangan tersebut saring diberikan bersamaan dengan    rangsangan lain yang secara alamiah menimbulkan pola reaksi tersebut. Misalnya bunyi peluit sebagai pertanda tibanya saat makan pagi maka semua prajurit segera berbaris menuju ruang makan , meskipun tidak ada makan pagi. Hal itu terjadi karena adanya asosiasi antara kedua rangsangan tersebut, yakni bunyi peluit dan makan pagi. Jadi, wajar kalau aliran ini dipandang telah melakukan dehumanisasi, yang memosisikan manusia sebagai robot.
b.   law of effect: perilaku yang menimbulkan akibat-akibat yang memuaskan akan cenderung diulang, dan sebaliknya perilaku yang menimbulkan akibat-akibat yang menyakitkan cenderung dihentikan.
c.   Operant conditioning: suatu pola perilaku akan menjadi mantap apabila dengan perilaku tersebut berhasil diperoleh hal-hal yang diinginkan oleh pelaku (penguat positif), atau mengakibatkan hilangnya hal-hal yang diinginkan (penguatan negatif).
d.   Modelling : munculnya perubahan perilaku karena proses dan peneladanan terhadap perilaku orang lain yang disenangi(model).
Keempat asas perubahan perilaku tersebut berkaitan dengan proses belajar, yaitu berubahnya perilaku tertentu menjadi perilaku baru.
Dalam paham behaviourisme, objek psikologi adalah perilaku yang fenomologis, artinya perilaku indrawi, tampak dan nyata, bukan perilaku yang metafisik yang tidak tampak atau ghaib.jadi yang paling kuat adalah perilaku “bawaan lahir”.adapun perilaku lainnya dapat berubah –ubah karena berada dalam kesadaran yang tidak konstan.
Dengan uraian di atas, dapat dipahami bahwa aliran behaviourisme adalah aliran psikologi tentang tingkah laku yang sifatnya radikal, yaitu ketika menyamakan tingkah laku yang sifatnya radikal, yaitu ketika menyamakan tingkah laku manusia dengan binatang dari insting atau bawaannya, sehingga tingkah laku keduannya dapat dikondisikan. Aliran ini menolak berbagai bentuk pengalaman dalam kesadaran atau pengalaman batiniah yang bukan termasuk tingkah laku yang absolut. Sebab, tingkah laku yang sesunguhnya adalah alamiah dan sudah ada sejak dilahirkan .jadi, semuanya bersifat alamiah dan harus diteliti dengan pendekatan alamiah pula.
Aliran behaviourisme memandang manusia sebagai mesin (homo mechanicus) yang dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu pelaziman (conditioning). Sikap yang diinginka dilatih terus menerus sehinnga menimbulkan maladaptive behavior atau perilaku menyimpang.

2.2  SEJARAH BEHAVIOURISME

Awal mula adanya Psikologi Behaviorisme yaitu pada abad ke-20 di Amerika. Dan gerakan ini secara formal diawali oleh seorang psikolog Amerika bernama John Broadus Watson (1878-1958) dengan makalahnya berjudul “Psychology as the Behaviorist Views It” dan dipublikasikan pada tahun 1913.Watson mengusulkan peralihan dari pemikiran radikal yang membahas perkembangan psikologi bedasarkan kesadaran dan proses mental. Watson mendukung perilaku tampak yang dapat diamati sebagai satu-satunya subjek pembahasan yang masuk akal bagi ilmu pengetahuan psikologi.Sistem Watson yang memfokuskan pada kemampuan adaptasi perilaku terhadap stimuli lingkungan, menawarkan ilmu psikologi yang positif dan objektif dan pada tahun 1930 behaviorisme menjadi sistem dominan dalam psikologi Amerika
Psikologi behaviorisme sebagai disiplin empiris yang mempelajari perilaku sebagai adaptasi terhadap stimuli lingkungan.Inti utama behaviorisme adalah bahwa organisme mempelajari adaptasi perilaku dan pembelajaran tersebut dikendalikan oleh prinsip-prinsip asosiasi.Pendekatan empiris berdasarkan pengkajian asosiasi dalam psikologi behavioristikyang secara umum mengikuti pendapat para filsuf inggris dan juga konsep locke tentang kepasifan mental yang bermakna bahwa isi pikiran bergantung pada lingkungan.
Psikologi behaviorisme juga berfundamental pada refleksiologi.Meskipun penelitian tentang perolehan refleks dilakukan sebelum diterbitkannya tulisan-tulisan Watson, karena penelitian ini sebagian besar dilakukan oleh peneliti berkebangsaan Rusia seperti Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936).Tetapi kelompok ilmuwan Rusia tersebut memberikan dampak besar bagi behaviorisme setelah publikasi tulisan-tulisan Watson dan berperan sebagai kekuatan untuk memperluas formulasi aslinya.
Dalam penelitian yang cukup pararel pada tahun-tahun pertama abad ke-20, sekelompok fisiolog Rusia meneliti dasar fisiologis proses-proses behavioural. Meskipun penelitian Sherrington mungkin lebih signifikan dan memang para ilmuwan berikutnyalah yang mengkaji implikasi-implikasi penuh neurofisiologi. Sherrington bagi psikologi behaviouristik penelitian fisiolog Rusia memiliki arah praktis yang dengan mudah diambil dalam behaviourisme sebagai mekanisme dasar pembelajaran. Meskipun demikian, para peneliti Rusia tersebut adalah fisiolog bukan psikolog, dan reduksi proses-proses psikologis menjadi mekanisme fisiolog menjadi ciri penelitian mereka. Mereka bukan filsuf yang berusaha mengartikulasi ilmu pengetahuan baru psikologi. Namun, mereka ingin memperluas pengetahuan fisiologi yang sudah ada untuk mencakup proses-proses yang selama ini dianggap psikologis. Sesuai dengan hal itu, mereka tidak banyak memeberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan baru psikologi. Tradisi ini berlanjut hingga kini di Rusia dan Eropa Timur, di mana penelitian-penelitian terhadap proses-proses seperti pembelajaran, pengindraan, dan persepsi sering kali dimasukkan dalam studi neurobiology daripada dalam psikologi.
2.3 TOKOH-TOKOH BEHAVIOURISME
Beberapa tokoh behaviourisme yang terkenal adalah sebagai berikut.
1. JOHN WATSON
John Watson lahir pada tahun 1878 dan meninggal tahun 1958. Setelah memperoleh gelar master dalam bidang bahasa (Latin dan Yunani), matematika, dan filsafat di tahun 1900, ia menempuh pendidikan di University of Chicago. Minat awalnya adalah pada filsafat, sebelum beralih ke psikologi karena pengaruh Angell. Akhirnya ia memutuskan menulis disertasi dalam bidang psikologi eksperimen dan melakukan studi-studi dengan tikus percobaan. Tahun 1903 ia menyelesaikan disertasinya. Tahun 1908 ia pindah ke John Hopkins University dan menjadi direktur lab psi di sana. Pada tahun 1912 ia menulis karya utamanya yang dikenal sebagai ‘behaviorist’s manifesto’, yaitu “Psychology as the Behaviorists Views it”.
Dalam karyanya ini Watson menetapkan dasar konsep utama dari aliran behaviorisme:
a. Psikologi adalah cabang eksperimental dari natural science.
Posisinya setara dengan ilmu kimia dan fisika sehingga introspeksi tidak punya tempat di dalamnya.
b. Sejauh ini psikologi gagal dalam usahanya membuktikan jati diri sebagai natural science.
Salah satu halangannya adalah keputusan untuk menjadikan bidang kesadaran sebagai obyek psikologi. Oleh karenanya kesadaran atau mind harus dihapus dari ruang lingkup psikologi.
c.Obyek studi psikologi yang sebenarnya adalah perilaku nyata.
Pandangan Utama Watson
         1.Psikologi mempelajari stimulus dan respons (S-R Psychology)
Yang dimaksud dengan stimulus adalah semua obyek di lingkungan, termasuk juga perubahan jaringan dalam tubuh. Respon adalah apapun yang dilakukan sebagai jawaban terhadap stimulus, mulai dari tingkat sederhana hingga tingkat tinggi, juga termasuk pengeluaran kelenjar. Respon ada yang overt dan covert, learned dan unlearned.
         2.Tidak mempercayai unsur herediter (keturunan) sebagai penentu perilaku
Perilaku manusia adalah hasil belajar sehingga unsur lingkungan sangat penting[2] . Dengan demikian pandangan Watson bersifat deterministik, perilaku manusia ditentukan oleh faktor eksternal, bukan berdasarkan free will.
          3. Dalam kerangka mind-body, pandangan Watson sederhana saja
Baginya, mind mungkin saja ada, tetapi bukan sesuatu yang dipelajari ataupun akan dijelaskan melalui pendekatan ilmiah. Jadi, bukan berarti bahwa Watson menolak mind secara total. Ia hanya mengakui body sebagai obyek studi ilmiah. Penolakan dari consciousness, soul atau mind ini adalah ciri utama behaviorisme dan kelak dipegang kuat oleh para tokoh aliran ini, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. Pada titik ini sejarah psikologi mencatat pertama kalinya sejak jaman filsafat Yunani terjadi penolakan total terhadap konsep soul dan mind. Tidak heran bila pandangan ini di awal mendapat banyak reaksi keras, namun dengan berjalannya waktu behaviorisme justru menjadi populer.
        4. Sejalan dengan fokusnya terhadap ilmu yang obyektif, maka psikologi harus menggunakan metode empiris
Dalam hal ini metode psikologi adalah observation, conditioning, testing, dan verbal reports.
        5. Secara bertahap Watson menolak konsep insting
Mulai dari karakteristiknya sebagai refleks yang unlearned, hanya milik anak-anak yang tergantikan oleh habits, dan akhirnya ditolak sama sekali kecuali simple refleks seperti bersin, merangkak, dan lain-lain.
  6. Konsep learning adalah sesuatu yang vital dalam pandangan Watson,
            juga bagi tokoh behaviorisme lainnya.
Habits yang merupakan dasar perilaku adalah hasil belajar yang ditentukan oleh dua hukum utama, recency dan frequency. Watson mendukung conditioning respon Pavlov dan menolak law of effect dari Thorndike. Maka habits adalah proses conditioning yang kompleks. Ia menerapkannya pada percobaan phobia (subyek Albert). Kelak terbukti bahwa teori belajar dari Watson punya banyak kekurangan dan pandangannya yang menolak Thorndike salah.
        7. Pandangannya tentang memory membawanya pada pertentangan dengan William James
Menurut Watson apa yang diingat dan dilupakan ditentukan oleh seringnya sesuatu digunakan atau dilakukan. Dengan kata lain, sejauh mana sesuatu dijadikan habits. Faktor yang menentukan adalah kebutuhan.
        8. Proses thinking and speech terkait erat.
Thinking adalah subvocal talking. Artinya proses berpikir didasarkan pada keterampilan berbicara dan dapat disamakan dengan proses bicara yang ‘tidak terlihat’, masih dapat diidentifikasi melalui gerakan halus seperti gerak bibir atau gesture lainnya.
        9.Perilaku dapat dikontrol dan ada hukum yang mengaturnya.
Jadi, psikologi adalah ilmu yang bertujuan meramalkan perilaku. Pandangan ini dipegang terus oleh banyak ahli dan diterapkan pada situasi praktis. Dengan penolakannya pada mind dan kesadaran, Watson juga membangkitkan kembali semangat obyektivitas dalam psikologi yang membuka jalan bagi riset-riset empiris pada eksperimen terkontrol.

2. BURHUSS FREDERICK SKINNER
B.F. SKINNER kebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behaviorisme dengan pendekatan model intruksi langsung dan menyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Dimana operant conditioning ini diartikan sebagai suatu proses perilaku operant (penguatan positif dan negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Pertama kita perlu mengetahui apa arti dari Behaviorisme.
Behaviorisme adalah aliran psikologi yang menekankan pada tingkah laku atau perilaku manusia (individu) sebagai makhluk reatif yang
memberikan RESPON terhadap lingkungan disekitarnya, pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku orang tersebut.
Pernyataan yang dikemukankan oleh Skinner setelah melakukan
percobaannya bahwa unsur  terpenting dalam belajar adalah penguatan, dimana penguatan yang terbentuk melalui ikatan STIMULUS RESPON akan semakin kuat bila diberi penguatan. penguatan ini yaitu penguatan POSITIF dan NEGATIF.
Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan pada dasarnya manusia tidak membawa apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimannya dari lingkungan sekitarnya. LINGKUNGAN YANG BURUK AKAN MENGHASILKAN MANUSIA BURUK, LINGKUNGAN YANG BAIK AKAN MENGHASILKAN MANUSIA BAIK”.

3. EDWARD LEE THOMDIKE (1874-1949 )
Menurut Thomdike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R). Dari eksperimen kucing lapar yang dimasukkan dalam sangkar diketahui bahwa supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respon perlu adanya kemampuan untuk memilih respon yang tepat serta melalui usaha (trials) dan kegagalan (error) terlebih dahulu.Oleh karena itu teori belajar ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi.
Thomdike mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon mengikuti hukum-hukum berikut:
a. Hukum kesiapan yaitu semakin siap organisme memperoleh perubahan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat.
b. Hukum akibat yaitu hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan.
c. Hukum latihan yaitu semakin sering tingkah laku diulang maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.

4.  IVAN PETROVICH PAVLOV (1849-1936)
                        Pavlov meraih penghargaan Nobel dalam bidang psikology or medicine pada tahun 1904.Karyanya mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikologi behavioristik di Amerika.Classic conditioning (pengkondisian ) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing , dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.
Pavlov mengadakan operasi leher pada seekor anjing sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari luar. Apabila diperlihatkan sesuatu makanan maka akan keluarlah air liurnya. Kini sebelum makanan diperlihatkan maka yang diperlihatkan adalah sinar merah terlebih dahulu baru makanan. Dengan sendirinya air liurpun akan keluar juga. Dengan menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan , sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.

5.  ROBERT GAGNE (1916-2002)
Menurut Gagne, belajar dimulai dari paling sederhana (belajar signal) dilanjutkan pada yang lebih kompleks sampai pada tipe belajar yang lebih tinggi dan prakteknya tetap mengacu pada asosiasi stimulus-respon.

6.  ALBERT BANDURA (1925-SEKARANG)
Teori belajar social Bandura menunjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap, dan reaksi emosi orang lain. Teori Bandura menjadi dasar dari perilaku pemodelan yang digunakan dalam berbagai pendidikkan secara masal.









BABIII
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang telah kami baca di atas, dapat disimpulkan bahwa: psikologi ialah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, perilaku,dan proses mental. Sedangkan psikologi behaviorisme  ialah ilmu yang mempelajari tentang tingkah atau perilaku manusia, Awal mula adanya Psikologi Behaviorisme yaitu pada abad ke-20 di Amerika. Dan gerakan ini secara formal diawali oleh seorang psikolog Amerika bernama John Broadus Watson (1878-1958). Karena jasannya ini akhirnya aliran behaviourisme ada sampai sekarang. Selain John Broadus Watson tokoh-tokoh lainnya ialah: B.F SKINNER, EDWARD LEE THOMDIKE, IVAN PETROVIC PAVLOV, ROBERT GAGNE, ALBERT BANDURA.

3.2 SARAN
Kami menyadari bawasannya penyusun dari makalah ini hanyalah manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Allah Swt hingga dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penyusun nanti dalam upaya evaluasi diri.
Akhirnya kami hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penyusun maupun pembaca sekalian.





DAFTAR PUSTAKA

Fajar,Nurmala sari.Sejarah dan sistem psikologi.Jakarta:PT Raja Grafindo.2006
Mursidin.Psikologi Umum.Bandung: CV PUSTAKA SETIA. 2010
Wardiana,Uswah.Psikologi umum.Jakarta:PT Bina Ilmu.2004                      


[1] Ahmad fauzi, 2004 :28
[2] Lundin,1991:137

Comments

Popular posts from this blog

CONTOH MAKALAH KESADARAN (PSIKOLOGI)

KESADARAN Makalah Ini Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Psikologi Umum Dosen Pengampu : Syarifuddin Faisal Tohar Disusun Oleh : Dina Veronita                    933608716 Kelas E JURUSAN USHULUDDIN PRODI PSIKOLOGI ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI 2 016 KATA PENGANTAR Segala puji bagi   Allah SWT, yang telah memberikan rezeki yang berlimpah berupa harta yang dititipkan kepada manusia sebagai amanah di muka bumi. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW manusia pilihan yang telah menyampaikan wahyu kepada umatnya yang dapat menerangi kehidupan umat Islam hingga akhir zaman. Berkat rahmat dan inayah Allah SWT a khirnya Makalah ini dapat terselesaikan meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah “ Psikologi Umum   ’’ .   Kediri, 26 Oktober 2016   Penyusun DAF

sahabat , tabi'in dan atba' tabi'in

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Hadist   Nabi sampai kepada kita melalui proses periwayatan para periwayat dari generasi sahabat ke generasi tabi’in dan tabi’ tabi’in kemudian dikodifikasikan. Para periwayat awal berkonsentrasi penuh dalam mempelajari autentik atau tidaknya suatu hadist melalui periwayatan ini. Mereka yang diterima periwayatannya berarti memenuhi persyaratan yang telah digariskan.   B.      Rumusan Masalah 1.       Apa pengertian sahabat? 2.       Apa pengertian tabi’in? 3.       Apa pengertian atba’ tabi’in? C.      Tujuan 1.       Mengetahui pengertian sahabat 2.       Mengetahui pengertian tabi’in 3.       Mengetahui pengertian atba’tabi’in BAB II PEMBAHASAN A.     Sahabat Nabi a.        Pengertian sahabat Ulama’ berbeda pendapat dalam mendefinisikan sahabat. Menurut ulama’ hadits sahabat ialah setiap yang melihat rasulullah, walaupun tidak lama persahabatannya, dan tidak meriwayatkan sehadits